Selasa, 27 November 2012
♥ ANTARA KITA DAN AIR ♥
Ketika banyak kata tertata, meruntut kalimat kunci tentang janji.
Janji setia pada kekasih hati.
Tentu belum apa-apa sebelum janji teruji.
Namun, kesetiaan tak akan terpedaya, jika janji yang diutarakan, adalah janji pada diri, bahwa kan tetap tulus menetap hati, pada pilihan yang terpilih.
Kesetiaan adalah ketulusan jiwa, yang kan ada pada cinta yang tulus pula.
Kesetiaan tak perlu dipinta, dia kan hadir seiring kerelaan hati memantapkan diri, karena cinta bukan hanya soal rasa, tapi juga soal penghambaan pada-Nya.
Ya, karena cinta sebenar, adalah cinta yang bermuara pada kecintaan terhadap Tuhan, yang menciptakan cinta.
Tersenyumlah duhai para pecinta, yang setia tanpa terpaksa.
Berbahagialah duhai para pecinta, tatkala cintanya pada mahluk, bisa mendekatkannya ke Surga.
Semoga kita bisa.
Air bersifat mengalah, namun selalu tidak pernah kalah
Air mematikan api dan membersihkan kotoran.
Kalau merasa sekiranya akan dikalahkan, air meloloskan diri dalam bentuk uap dan kembali mengembun.
Air merapuhkan besi sehingga hancur menjadi abu
Bilamana bertemu batu karang, dia akan berbelok untuk kemudian meneruskan perjalanannya kembali.
Air membuat jernih udara sehingga angin menjadi mati
Air memberikan jalan pada hambatan dengan segala kerendahan hati.
Karena dia sadar bahwa tak ada suatu kekuatan apapun
Yang dapat mencegah perjalanannya menuju lautan,terkecuali keajaiban atas kehendak Allah.
Air menang dengan mengalah, dia tak pernah menyerang namun selalu menang pada akhir perjuangannya
Nafsu manusia kadang seperti air. Tak pernah henti untuk selalu mengalir. Selama masih ada celah, di situlah air mengalir. Bedanya dengan air yang mengalir ke tempat lebih rendah, nafsu terus mengalir ke arah sebaliknya.
Manusia bisa dibilang makhluk yang jarang cepat puas. Selalu saja ujung dari sebuah pencarian lagi-lagi bertemu pada satu titik: kurang. Keadaan itu persis seperti orang yang selalu mendongak ke atas. Dan lengah menatap ke bawah.
Itulah kenapa orang tanpa sadar kehilangan daya peka. Kepekaannya dengan lingkungan sekitar menjadi tumpul. Bahkan mungkin, di tengah hiruk pikuknya mengejar yang atas, tanpa terasa kalau yang di bawah terinjak-injak. Jadi, pisau kepekaan bukan sekadar tumpul, bahkan berkarat sama sekali.
Cinta butuh komitmen?
Jelas!
Segala hal yang serius dan butuh kepastian juga harus membutuhkan komitmen.
Kalau cinta hanyalah “media” untuk mencari kesenangan sesaat, lebih baik tak usah bermain-main dengan komitmen.
Komitmen bukan candaan, ia adalah “permainan” yang harus mematuhi aturan.
Peraturan tak berarti selalu mengekang, karena sebenarnya peraturan dibuat untuk merangkul beberapa hal untuk mendisiplinkan perasaan dan kepekaan.
Tidak munafik memang kalau mengatakan komitmen adalah hal yang sangat berat, karena komitmen butuh PENUNTUTAN, dan cinta juga butuh penuntutan, menuntut seseorang yang dicintai menjadi pribadi yang lebih baru dan lebih baik.
Komitmen tentu menuntut perubahan, perubahan ke arah yang lebih baik… bukan ke arah yang buruk.
Itu sebabnya ada komitmen, sebagai jaminan bahwa akan ada perubahan selama seseorang bersama dengan orang yang ia cintai.
Bismillahirrahmanirrahim.
Hal yang terindah dari wanita adalah.....
Bukan saat ia tersenyum karena bahagia,
tetapi saat butiran air matanya terjatuh dalam do'a.
Bukan pula karena kata-katanya yang indah,
tetapi pada saat ia diam dalam dzikir.
Bukan pula karena kecantikannya yang mempesona,
tetapi karena sujud dan ruku'nya yang tiada henti.
Bukan karena keelokan tubuh yang ia pamerkan,
melainkan karena keteguhannya dalam menjaga auratnya.
Maka Ia adalah permata yang dirindu dan embun yang dinanti.
Bahkan bidadari surgapun cemburu padanya..... Wallahu a'lam..... Print This Page
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar