Selasa, 27 November 2012

♥ SENYUM YANG HAMPA ♥


QURBAN UNTUK EMAK (Renungan Idul Qurban)

Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya:

Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya,

“Silakan bu…”,

lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya, “kalau yang itu berapa Pak?”

“Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya.

“Harga pasnya berapa?”, Tanya kembali si Ibu.

“600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah.

“Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?”, pintanya.

Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.

Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai ke rumahnya, begitu tiba di rumahnya, “Astaghfirullah…, Allahu Akbar…, terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu. Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh. Di atas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus.

“Mak, bangun mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu pada nenek yang sedang rebahan sampai akhirnya terbangun.

“Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak…”, kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.

Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing,

nenek itu berucap, “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban.”

“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya…”, kata ibu itu.

Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa, “Ya Allah…, ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa.”

“Pak, ini ongkos kendaraannya…”, panggil ibu itu,

“sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yang bayar”, kata saya.

Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya.

Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada kengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yang menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.
Semoga Bermanfaat...


SEPUCUK SURAT DARI IBU DAN AYAH

Anakku, ketika aku semakin tua aku berharap kamu memahami, dan memiliki kesabaran untukku.

Suatu ketika aku memecahkan piring, atau menumpahkan sup di atas meja, karena penglihatanku berkurang,, Aku harap kamu tidak memarahiku. Orang tua itu sensitif ,,,selalu merasa bersalah saat kamu berteriak.

Ketika pendengaranku semakin memburuk dan aku tidak bisa mendengar,, apa yang kamu katakan ? aku harap kamu tidak memanggilku "TULI !". Mohon ulangi apa yang kamu katakan, atau menuliskannya,,

MAAF Anakku,,,,,,aku semakin tua. Ketika lutuku mulai lemah aku harap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku berdiri, seperti bagimana aku selalu membantu kamu saat kamu masih kecil, untuk belajar berjalan,, Aku mohon,,,jangan bosan denganku. Ketika aku terus mengulangi apa yang kukatakan, seperti kaset rusak. Aku harap kamu terus mendengarkan aku. Tolong jangan mengejekku, atau bosan mendengarkanku.

Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil, dan kamu ingin sebuah balon ? Kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.

,Maafkan juga bauku,,, tercium seperti orang yang sudah tua. Aku mohon,, jangan memaksaku untuk mandi,,tubuhku lemah,,,,, Orang tua mudah sakit karena mereka rentan terhadap dingin. Aku harap,,aku tidak terlihat kotor bagimu.
Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil ? Aku selalu mengejar-ngejar kamu,, karena kamu tidak ingin mandi.

Aku harap kamu bisa bersabar denganku, ketika aku selalu rewel. Ini semua bagian dari menjadi tua,, Kamu akan mengerti ketika kamu tua.
Dan jika kamu memiliki waktu luang, aku harap kita bisa berbicara bahkan hanya untuk beberapa menit. Aku selalu sendiri sepanjang waktu dan tidak memiliki seorangpun untuk diajak bicara.

Aku tau kamu sibuk dengan pekerjaan. Bahkan jika kamu tidak tertarik pada ceritaku, Aku mohon berikan aku waktu untuk bersamamu. Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil ? Aku selalu mendengarkan,, apapun yang kamu ceritakan tentang mainanmu.

Ketika saatnya tiba,,,, dan aku hanya bisa terbaring, sakit, dan sakit Maaf, kalau aku sengaja mengompol atau membuat berantakan. Aku berharap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku selama beberapa saat terakhir dalam hidupku. Aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama,,

Anakku,,, Ketika waktu kematianku datang. Aku harap kamu memegang tanganku, dan memberikanku kekuatan untuk menghadapi kematian. Dan jangan khawatir, Ketika aku bertemu dengan Sang Pencipta aku akan berbisik padaNYA,, untuk selalu memberikan BERKAH padamu karna kamu mencintai Ibu dan Ayahmu,, Terima kasih atas segala perhatianmu, nak,,,,, Kami mencintaimu,,

Dengan kasih yang berlimpah, IBU dan AYAH


Sebuah pepatah “ Jangan bakar jembatan di belakang kita “ mengajarkan kepada kita jangan pernah memutuskan jalinan persaudaraan dengan siapapun semarah dan separah apapun. Kita tak pernah tahu episode kehidupan , siapa tahu suatu ketika kita membutuhkan mereka. Kalau toh kita tidak membutuhkan, kita telah menutup mata hati dari rasa peduli terhadap saudara kita dan menyebabkan rasa canggung dari orang-orang di sekitar kita.


Pertengahan bulan membuat semangat makin berkobar bagai bara api.
Aku tau mengapa Engkau menciptakanku dengan segala kekuranganku yang ada??
Aku yakin akan ada saatnya Engkau sempurnakan kekurangan itu dengan hadirnya seseorang yang memiliki apa yang tidak aku miliki..
Seseorang yang mampu menerima kekuranganku adalah orang yang mampu menutupi kekurangan itu dengan apa yang dia miliki..

Sesungguhnya Engkaulah penggenggam semua keputusan apapun di alam semesta ini. Aamiin.


Tuhanku Yang Maha Perkasa,
Sesungguhnya aku malu dengan kecilnya keberanianku untuk berlaku sesuai dengan yang ku angankan.
Aku berangan-angan tinggi dan besar, tapi merayap dalam keraguan dan permintaan jaminan bahwa aku tak akan salah atau gagal.
Aku tak suka untuk mengakuinya, tapi sebetulnya itulah perilaku seorang penakut.
Padahal, jika aku beriman - seharusnya aku berani.
Dan jika aku berani, aku akan bertindak, apa pun kemungkinan akibatnya.
Sehingga sesungguhnya, jika aku lebih berani, akan lebih banyak hal yang kucapai dalam hidup ini.

Maka, Tuhanku Yang Maha Perkasa,
Aku mohon Engkau mentenagai kesungguhanku untuk menghentikan kebiasaan menakut-nakuti diriku sendiri mengenai risiko dari tindakan baik yang kuketahui harus kulakukan.
Karena sesungguhnya, Orang yang tidak melakukan karena takut gagal, sudah sama gagalnya dengan orang yang melakukan dan kemudian gagal.
Padahal, dengan ijin Tuhan, Dia YANG MELAKUKAN, dia YANG BERHASIL.
Hari ini, aku akan lebih ikhlas bertindak.
Tuhanku Yang KehendakNya Tidak Dapat Diingkari,
Rahmatilah kepatuhanku kepadaMu.
Aamiinprint this page Print This Page

Tidak ada komentar:

Posting Komentar